Kamis, 24 Maret 2016

puisi tak seberapa


 Mengapa

kala mentari tenggelam

ditelan kabut kelam
senjaku muram

di hati remuk redam

kala dusta terungkap nyata
pilu ngilu di relung jiwa
luka memerih
menguras telaga air mata
tak mampu jua kulepaskan cinta

adakah kau mengerti kasih
sepi hatiku tanpa candamu
rindu menyiksa kalbuku
saat kau berlalu
tapi nyeri yang kau beri
menikam tak mampuku menahan

mengapa kau tega
benamkanku dalam duka
kini diriku berjalan di kehampaan
bersama puing puing mimpi yang kau hancurkan





Puisi Karya Sahabat

KARENAMU

Karenamu,
Hasratku menjurus bergelora
Terbit Bak Mentari pagi mengintip
Menghantarkan Hangatnya
Sabda-sabda Kerinduan

Karenamu,
telah kulupa tabur masa
terkikis butiran embun mencair
menetes menembus bulir bulir hati
semakin tegar
walau luka itu masih ternganga
Dalam.

Asa Dalam Dekap

Membait namamu dalam lipatan musim
Tentu kau akan mengerti
Arti penantian di dalam hati

Sudah terlalu lama aku bergelut dengan rindu
Menepi bongkahan gelisah
Meramu sudut-sudut sepi
Dan aku takut jika harus tanpamu

Meski kadang angin kembang membius kejanggalan
Mengoyak jiwa dengan goda keraguan
Hanya titah do'a membuatku yakin
Akan bilah-bilah harapan
Yang menjadi sandaran masa depan

Mampukah aku memelukmu utuh ?
Dalam rengkuh kebersamaan
Mengikatnya dengan talian kasih
Merendanya dengan butiran cinta
Penantian Yang Sia-Sia

Lihatlah diri ini
Apa aku begitu bodoh dimatanya ?
Kesetiaanku masih saja selalu dipertanyakan
Rindu ini begitu sakit dalam penantian

Entah apa yang terpikir olehnya
Ketulusan hati seakan tak berarti
Kejujuran diri tak dianggap lagi

Empat tahun lamanya kumemendam rasa
Hingga aku lupa, apa itu cinta ?
Hati ini hanya tau menanti
Meski akhirnya waktu pun menjadi sia-sia

Kini sudah memasuki tahun ke tujuh
Jiwa ini pun semakin rapuh
Seakan siap menjadi debu
Namun tetap saja bersikukuh menunggu

Untukmu yang mencintai hati lain
Setidaknya lihatlah rapuhnya aku
Dan rasakan dengan rasamu
Siapakah hati yang benar-benar tulus mencintai
Untukmu untuk gerimismu
Untuk bintangmu dalam mimpimu
★☆★CINTA FATAMORGANA★☆★

Cemara berjajar dalam sunyi
Bahtera kasih enggan menepi
Lembayung senja tiada tampak lagi
Terhalang kabut enggan tuk pergi

Di balik cakrawala bintang berkelip
Sang camar tengadah tak berkedip
Merasa diri terhina dan naif
Di hadapan sang bintang yang asik mengintip

Temaram hati tanpa sinar
Menatap hampa penuh nanar
Bak irama nada yang hambar
Akan nuansa jiwa yang kian samar

Aku tau sepinya camar
Aku tau merahnya senja
Aku tau sakitnya luka
Aku tau maya hanya fatamorgana
Tapi aku tak tau dimana cintamu berada
Di Sini Menantimu


Wajahmu kembali hadir
Terlipat di antara sepi yang menyisip
Menjadi detak rindu
Pada bentang jarak yang berliku

Kutahan sesak dalam dada
Menunggu kabar dari seberang
Di rerimbun semak perdu
Senyumku terhalang pandang

Di sini aku membungkus harap
Dengan lembaran kertas do'a
Pada setiap potongan ucap
Ruas kebaikan yang aku pinta

Esok jika kau kembali
Tetaplah kau di sini
Jangan pernah kau pergi lagi
Jauh dari sisi hati
CERITA LALU

Ingin kutatap dan bercanda dengan matamu
kembali
menyaksikan cerita parodi dunia
sebentar tertawa
menangis terkadang
tak tahu apa yg dipikirkan
terbias dari raut wajah yang tersembunyi
termenung dengan seribu tanda tanya ?
yahh,
meski pelan tapi tetap pula ku ikuti alurnya
terbawa arus namun tak ku pahami
tenggelam dan tak mampu menahan diri
Sudahlah,
biarkan cerita ini mengalir saja
apa yg ku cari ?
apa yg kau cari ?
apa yg t'lah kita dapat ??
sementara begitu banyak kepingan hati
yang hancur ditiap jejak langkahku
langkah kita !
jangan tertawa !
jangan menangis !
cukup tersenyumlah,
Biarkanlah kerapuhan ini
mengurai menjadi kekuatan tersembunyi
yang kelak membasmi luka dan perih
yang masih tersisa direlung hati
karena pasti,
mentari esok hadir lebih pagi
dan bersinar lebih cerah
kelak akan memulihkan segala asa kita
mari raihlah segala keindahan sebenarnya
mungkin,
dengan pelukan cahaya mentari
jiwa & cinta kita
akan kembali menyatu..
KENANGAN itu

Hari hari telah berlalu
musim demi musim pun telah berganti
tanpa kusadari
kau telah menjadi miliknya

kini.....
Aku hanya bisa menagis
hanya bisa meratapi
betapa bodohnya aku...
Telah menyia nyiakan mu.

Tapi.....
Meskipun kini
kau telah menjadi miliknya
hati ini akan selalu mengingat mu
dan
kenangan kenangan indah....
Saat kita bersama dulu 
Kisahku di Rantau


lelahku mengejar mimpi
langkahku kian tertatih
sanggupkah terus kujalani
sedang raga terasa letih

aku pergi jauh ke seberang
merantau di negeri orang
hanya untuk mewujudkan asa
walau kadang rindu sesakkan dada

hendak berontak tiada daya
hanya mampu menahan gejolaknya jiwa
sering aku menangis terisak
meratapi liku-liku yang telah terjejak

Tuhan
pahit getir ini kutelan
semoga akan menambah kekuatan
jua terpetik manisnya buah kerja keras
SEGERA BERAKHIR

Aku lihat RAMADHAN dari kejauhan...
Lalu kusapa ia...
Hendak kemana?
Dengan lembut ia berkata:
Aku pergi....
Syawal akan tiba....
Sampai kan salam&terimakasih ku untuknya
karena telah menyambut ku dengan suka cita dan melepas kepergianku dengan derai air mata.
Kelak akan kusambut ia di SURGA dari pintu ARYAN "

Selamat meraih pahala terbaik di detik2 terakhir Ramadhan
masih ada beberapa hari lagi untuk bercengkrama dengan ramadan...

"yaAllah , andai hari ini ada diantara hamba2-Mu yang Engkau angkat derajat nya, Engkau ampuni dosa dosanya , Engkau lapangkan rezekinya ,
Engkau muliakan keturunan nya Engkau lepaskan dari semua kesulitanya Engkau indahkan ahlaknya dan Engkau berkahi segala hartanya...

Maka InsyaAllah jadikanlah saudaraku yang sedang membaca ini beserta keluarganya sebaik baik hamba yang mendapatkanya , Aamiin ya robbal alamin

Salam cinta 
~ KIDUNG HATI DALAM SEPI ~

Angin yang berhembus lembut membelai
Menyapa pepohonan di ujung hari
Daun-daun melambai usirkan sepi
Mendendangkan kidung hati

Semburat bintang di cakrawala
Hadirkan rindu segenggam rasa
Terbayang kasih di hadapan netra
Cumbui malam sepenuh raga

Kidung rindu kian menggebu
Menyerunaikan sebait lagu sendu
Tenggelamlah malam dalam aksaraku
Menanti kasih di rundung pilu

Di hampar rasa kian meronta
Rembulan mengelam di dasar telaga
Ku sulamkan selendang saga
Harap berkecamuk di rongga dada
MASIH ADA ASA

Terhempas aku diantara buih ombak
menghanyutkan asa yang beranjak dewasa
terkulum kabut yg menggumpal senja
membentuk mendung dilangit terang
mengusir bintang yang siap bertandang

Aku terdampar
pasrah ditepian laut mati
terasing dalam warna yang mulai semu
perih membeku disetiap jengkal
jejak kakiku yang mulai tertatih

Aku tersesat diantara silau cahaya
kaburkan pedoman arah jalan pulang
hanya kelakar guntur yang riuh menggertak
peringatkan langkah untuk tetap terjaga
dan tak mudah pecah oleh buaian maya

Entah sampai kapan ?
aku mampu bertahan
untuk tunaikan tugas tak berbatas waktu
biarlah kunikmati perjalanan ini
menguliti misteri,
yang bersembunyi dibalik pelangi..


★☆★74 JAM MENUNGUGUMU★☆★
Waktu berjalan begitu lambat
Detik demi detik terasa terhambat
Bagaikan umat yang di laknat
Aku terperosok ke lembah nan penat
Gelisah teramat sangat

74 jam sudah kau menghilang
Tinggalkan resah tanpa bayang
Setitik beritapun tak kunjung datang
Merpati pun murung dalam remang
Tertunduk lunglai tak mampu untuk terbang

Lihatlah aku di sini hai sang jantung hati
Mengitung bintang seorang diri
Menyapa rembulan yang enggan tuk berseri
Mengusir kabut yang enggan untuk pergi
Menggapai impian nan penuh ilusi
Menyusuri kelam yang masih penuh misteri

Kucoba bercengkrama lewat syair
Mengungkap tanya yang terhalang tabir
Disini namamu akan ku ukir
Di dalam hatiku yang tak mengenal kata akhir

74 jam laksana sewindu
Rinduku padamu kian menggebu
Dalam hening ku tetap menunggu
Hadirmu dalam dekapanku
Kasihku padamu


Senja tak lagi jingga
Kelabu memayung di cakrawala
Tiada kuning emas bercahaya
Spoi angin tak mau menyapa
Ilalang kering tak berdaya

Hanya paduan malam
Saat senja mulai hilang
Gundahku dalam lamunan
Rindu lekat dalam angan
Akan hadirmu sebagai lentera
penerang kegelapan

Riak gelombang menerjang bahtera
Pasir pantai hanyut terlumat ombak
Tenggelamkanmu ke tengah samudera

Kurengkuh dalam bait doa
Ulurkan tangan untukmu kasih

Lihatlah kasih
Esok mentari tersenyum hangat
Burungburung berkicau riang
Sambut matahari tonggakkan cahayanya

Tak hentihentinya
Kuhaturkan kasihku untukmu
Sepenuh sinar matahari terangkan siang
Sesuci air wudhu membasuh
Sebesar kasih ibuku yg tercurah
Hanya untukmu kasih tulusku
RELAKAN AKU

Andai semua perjuangan ini harus berakhir
dengan ketidak puasan
terpaksa kurelakan hati untuk menjauh darimu

jika memang sudah tak mungkin lagi
untuk kesempatan yang kedua
ingatlah aku bahwa aku disini setia menunggu kepastian darimu.

Sayang,,,,,
aku tak akan bisa jika harus selalu berpura_pura untuk tak peduli

lepaskan aku dari belenggu kasihmu
relakan aku untuk Dia yang mencintai ku

tidakkah kau ingin agar aku bahagia?

Kasih,,,,,
kan kuingat dirimu
sebagai jalan yang indah yang pernah ku tempuh
meski jalan yang kita ambil sudah tak bersama

namun kita masih dalam tujuan yang indah
sama sama ingin bahagia

Salam santunku tuk sahabat ASAJ selamat menunaikan ibadah puasa
AKU RELA

Seperti lilin arti hadirku untukmu
menerima tak berbatas
tak pula mengharapkan balas
meski hanya setitik cahaya
biasnya kuharap bisa menerangi
menyinari remang diredupnya hati

Tersenyumlah usah kau gamang arah
usap airmata sucimu
teruskan langkah
karena jalan sudah mulai kembali terang

Bertahanlah
jangan pedulikan
usah kau risaukan perihku
biarlah kutukar segala sakitku ini
untuk ceriamu
luluhku sudahlah bercampur peluh

Aku temani kau
hingga disisa nafasku
karena demi bahagiamu aku rela untuk terluka....
★☆★HAMPA TANPAMU★☆★


Purnama nun jauh di cakrawala
Kemilau bintang bernyanyi bak anak gembala
Gumpalan mega putih hiasi angkasa
Alangkah indahnya ciptaan sang maha kuasa
Tapi, ada sesuatu yang hilang dalam jiwa

Denting dawai mengalun perlahan
Kidung shimpony bersenandung kerinduan
Sang elang menjerit dalam ratapan
Memecah hening dalam kesunyian

Laksana pitik kehilangan induk
Ibarat nelayan kehilangan biduk
Isak tangis merintih terseguk
Melangkah tak tentu arah
Terseok seok dan tergapah gapah
Mencari pegangan untuk penyanggah

Di antara celah batin yang miris
Diri terkurung menahan isak tangis
Penyesalan terasa mengguris
Mengoyak hati yang kian teriris
Mendung pun bertabur gerimis

Tanpamu aku lemah
Tanpamu aku goyah
Tanpamu aku bagai jiwa yang patah
Tanpamu sirnalah sgala asa nan indah
Laksana sampan nelayan yang pecah
Hilang di telan gelombang dan musnah

Kembalilah wahai sang pelita jiwa
Disini aku bagaikan orang gila
Berteriak sendiri tanpa makna
Bernyanyi pilu tanpa nada
Bersenandung lirih di balik jiwa nan lara.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar